Berdasarkan data, kasus serangan
peyakit unggas terutama ayam di tahun 2003 yaitu penyakit ngorok yang komplek
atau sering juga disebut Chronic Respiratory Desease (CRD) komplek. Memang saat
ini CRD komplek masih susah ditangani, padahal kerugian yang ditimbulkannya
tidaklah sedikit. Hal ini dihubungkan dengan rendahnya laju pertumbuhan,
tingginya angka kematian dan tingginya konversi ransum. Kerugian lain akibat
CRD komplek adalah keseragaman bobot badan yang tidak tercapai dan banyaknya
ayam yang harus diafkir, sehingga para peternak akan merugi.
CRD komplek merupakan gabungan penyakit dengan 2 (dua) komponen yaitu
Mycoplasma galisepticum dan bakteri Escherichia coli. Faktor
penentu menularnya penyakit ini adalah sistem pemeliharaan dengan suhu
lingkungan yang tinggi yaitu panas atau dingin, kelembaban tinggi, kurangnya
ventilasi, kepadatan ternak terlalu tinggi dan cara pemeliharaan yang berbagai
umur. Biosecurity yang ketat dan pemilihan antibiotik yang spesifik
merupakan langkah yang harus ditempuh untuk menyelamatkan ayam dari penyakit
tersebut.
Penyakit ngorok atau CRD pada ayam
ini merupakan suatu penyakit yang menyerang saluran pernafasan dimana sifatnya
kronis. Disebut �kronis karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus
dalam jangka waktu lama (menahun) dan ayamnya tidak sembuh-sembuh�. Penyebab
utamanya adalah keracunan Mycoplasma galisepticum, salah satu gejala khas
CRD adalah ayam tersebut ngorok, sehingga peternak menyebutnya penyakit ngorok.
Sebagai penyakit tunggal, CRD jarang
sampai menimbulkan kematian namun menimbulkan angka kesakitan yang tinggi. Di
lapangan kasus CRD murni jarang ditemukan, yang sering ditemukan adalah CRD
komplek, yaitu penyakit CRD yang diikuti oleh infeksi penyakit lainnya,
terutama sering diikuti oleh bakteri Escherichia coli.
CRD komplek dapat
menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Penyakit ini dapat menyebabkan
kematian. Selain itu, dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, mutu karkas
jelek, produksi telur menurun, keseragaman bobot badan yang tidak tercapai dan
banyaknya ayam yang harus diafkir juga semakin memperbesar biaya pengobatan.
Penyakit ngorok komplek pada ayam ini
dapat berkomplikasi dengan mikroba penyakit lain seperti dengan penyakit tetelo
atau New Castle Desease (ND), Infetious Bronhitis (IB) dan E. coli.
CRD dapat menyerang ayam pada semua umur dengan angka penularan yang cepat.
Penyebab penyakit ini, bisa terdapat
di ayam yang sehat, dimana ayam tersebut disebut ayam pembawa penyakit
(carier). Ayam yang terserang CRD saat daya tahan tubuhnya menurun pada waktu
stress seperti pindah kandang, kedinginan, vaksinasi, potong paruh, ventilasi
jelek, litter lembab, kadar amonia tinggi atau ayam terserang penyakit lain.
Kerugian akibat CRD komplek
diantaranya adalah kegagalan vaksinasi, karena CRD komplek bersifat
immunosupressant ( menekan kekebalan), terhambatnya pertumbuhan, tingginya
angka kematian, tingginya biaya pengobatan dan meningkatnya konversi ransum.
Untuk memberantas CRD komplek ini
tidak gampang. Caranya adalah dengan melakukan pengobatan yang tepat, melakukan
hal yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai penyebab terjadinya CRD komplek.
Misalnya kita harus menjaga masuknya agent penyakit ke dalam tubuh ayam, selain
itu para peternak harus mempertahankan kesehatan ayamnya dengan memberikan
multivitamin dan juga para peternak harus memelihara lingkungan kandang supaya
segar dan sehat, tentunya tidak pengap, ventilasi cukup dan tidak lembab. Selain
itu kepadatan kandang harus selalu diperhatikan, sehingga udara bersih selalu
terjamin. Suhu kandang yang terlalu panas juga dapat menyebabkan meningkatnya
nafsu minum dan menurunnya nafsu makan. Dengan meningkatnya nafsu minum, maka
akan merangsang peningkatan urinasi dan litter menjadi basah, sehingga
konsentrasi ammonia tinggi dan dapat menyebabkan gangguan pernafasan, akhirnya
ayam akan rawan terhadap CRD komplek.
Suatu strategi dalam melakukan pengendalian CRD
komplek yang efektif adalah dengan melakukan pemeriksaan terhadap anak ayam umur
1 (satu) hari atau sering disebut dengan Day Old Chick (DOC) dari pembibitnya,
hasil diagnosa yang tepat bersamaan dengan biosecurity yang efektif dan
pelaksanaan tatalaksana pemeliharaan yang baik. Adapun cara-cara melakukan
pengendalian CRD komplek yaitu (1) memperbaiki tatalaksana kandang, (2)
melakukan sanitasi air minum yang baik, (3) melakukan pengobatan yang tepat dan
(4) melaksakan biosecurity yang ketat.
Langkah-langkah untuk melakukan biosecurity
yang ketat antara lain (1) melakukan pengafkiran pada ayam yang terinfeksi, (2)
membersihkan kandang dengan tekanan air yang tinggi serta melakukan penyemprotan
kandang dengan memakai desinfektan, (3) kosongkan kandang minimal 2 (dua) minggu
setelah kandang dibersihkan, (4) pengontrolan lalu-lintas dengan mengontrol
kendaraan yang keluar masuk lokasi peternakan.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan
apabila peternakan anda terkena CRD komplek, yang perlu diperhatikan adalah (1)
menekan kadar amonia dan debu yang ada di kandang, dengan melakukan perbaikan
pada kondisi kandang, mengurangi kepadatan kandang, perhatikan tatalaksana
litter, ventilasi kandang dan pengaruh lingkungan, (2) pemeliharaan ayam harus
dilakukan secara all-in all-out, (3) melakukan pemilihan obat yang tepat
dan kita harus memperhatikan faktor resistensi dari kuman.
Harapan penulis, apabila peternakan anda terkena
CRD komlpek, jangan panik, lakukanlah penanganannya seperti yang sudah penulis
uraikan.